Lelaki kaya itu sedang mencari rumah di pinggir jalan untuk dibelinya, mengembangkan bisnisnya. Dari dalam mobil mewahnya ia melihat sebuah rumah makan di perempatan jalan. Sangat strategis letaknya. Dekat perkantoran, sekolahan, dan aktivitas lain. Ramai warungnya. Ia minta supirnya berhenti.
Ia turun, dan menyampaikan niatnya pada seorang ibu pemilik warung. Namun sang ibu malah menyuruhnya makan saja dulu. Sambil makan, ia melihat pembeli makan siang disitu. Beberapa karyawan, mahasiswa, ojol, pedagang kecil, dll. Ia pun melihat beberapa ekor kucing di luar warung, gemuk-gemuk.
Usai makan, setelah membayar, ia bertanya lagi pada sang ibu.
"Jadi berapa harga rumah ini? Aku beli". Katanya.
Betapa kaget ia mendengar jawaban sang ibu,
"Warung ini tak kan kujual. Bagaimana nanti nasib karyawan yang gajinya pas-pasan saat mau makan siang? Lihatlah para mahasiswa itu. Mereka yang tak punya banyak uang, mamun bisa makan siang disini dengan harga terjangkau. Itu juga ojol. Pedagang kecil, pemulung, bisa makan disini dengan mudah. Setelah makan, mereka bisa bekerja lagi mencari nafkah, dan belajar menuntut ilmu. Aku senang. Wahai tuan, maaf, rumah ini tak kujual, berapapun".
Deg. Lelaki itu lulusan kampus berkelas. Ia sering rapat dan diskusi dengan teman-teman pebisnis hebat. Sering mendengar seminar strategi bisnis dari pembicara tingkat dunia. Dengan paparan presentasi power point yang menarik. Tapi, ia belum pernah dapat "materi" dari sang ibu tadi. Maka beberapa saat ia termenung di mobil, sambil memandang kelompok-kelompok kecil karyawan, mahasiswa, dan pembeli lain, yang makan sambil ngobrol di sana. Dan dilayani oleh sang Ibu mulia.
Begitu mulia hati sang ibu. Ia tak sekolah tinggi. Namun ilmu bisnisnya tingkat tinggi. Bahwa bisnis yang berhasil bukan hanya untuk mencari keuntungan pribadi dan perusahaan sebesar-besarnya. Namun bisnis yang berhasil manakala kita mampu memberi manfaat dan menolong sesama.
Dan, ia melihat kucing-kucing itu. Bahkan hewan pun menjadi gemuk. Di rumah makan itu.
Sungguh negeri ini butuh manusia berfikiran seperti ini.
Silahkan jadi pejabat. Tapi sisihkan perhatianmu untuk berbagi. Berfikirlah agar jabatan, amanah besar itu bermanfaat bagi orang lain. Bukan sibuk memperkaya diri.
Silahkan kembangkan usahamu. Jangan lupa niatkan bisnismu agar bisa menghidupi orang lain.
Dokter yang humanis. Tak hanya komersil memperkaya diri. Tapi rela meringankan pasien kecil.
Pengacara membela rakyat kecil. Tak hanya tentang tarif satu kasus.
Demikian profesi lain.
Investasi. Jika berbaik di bumi, insyaa Allah kebaikan melimpah akan berbalik buat diri. Tak ada yang hilang. Tak ada yang berkurang.
Berfikir besar
Ust. Zulkarnain
Inspirasi Perjalanan
--------- ### ---------
Mari manfaatkan *jatah usia yg semakin menipis ini, dg memperbanyak amal sholeh, ketaatan, kebaikan dan memperbanyak dzikir, shalawat dan istighfar..*
*Robbana Taqobbal Minna*
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan² kami), ampun dosa² kami & orang² yg kami sayangi dan jg mereka yg menyayangi kami, beri kami hidayah & istiqomahkan kami dlm iman & islam hingga husnul khotimah... aamiin.
Selamat menjalankan ibadah sholat Shubuh berjamaah di masjid (bagi ikhwan yg tdk ada udzur), semoga hari ini lebih baik dari kmrn.. Aamiin
_Silahkan bebas di share dg tdk merubah konten dan sumbernya_
0 Komentar